Orang tidak perlu memiliki kecerdasan yang luar biasa
untuk mengetahui bahwa dunia luar Islam, pada waktu ini telah lebih maju dari
dunia Islam, karena mereka telah bekerja lebih bersemangat dan lebih efisien
dari pada dunia Islam. Mereka telah mampu menggali sumber-sumber kekayaan alam
dan menggunakannya dalam memenuhi kebutuhan ummat manusia, dengan cara yang
tidak pernah dimimpikan oleh orang-orang yang terdahulu. Merekapun telah pula
dapat memberantas sebagian besar dari tiga kelompok "musuh", yaitu
kemiskinan, penyakit dan kebodohan. Mereka telah dapat mencapai puncak
kehidupan dengan langkah-langkah yang menggetarkan.
Akan tetapi, apakah kemajuan dunia modern sekarang ini mampu menempatkan
manusia di atas jalan kehidupan yang sempurna? Dan apakah dunia modern telah
berhasil menolong ummat manusia untuk dapat mencapai tujuan hidupnya yang
sebenarnya? Apakah dunia modern telah berhasil mendatangkan kesejahteraan dan
kebahagiaan yang telah lama didambakan oleh hati nurani ummat manusia dari abad
ke abad? Apakah dunia modern mampu mengangkat derajat ummat manusia, sehingga
lebih terjamin kebutuhan hidupnya, lebih baik keadaannya dan lebih halus
perasaannya? Dan apakah dunia modern berhasil mengangkat derajat ummat manusia
dari lembah kehidupan hewan?
Memang ada segelintir orang penduduk dunia Islam yang berhubungan dengan dunia Barat, boleh jadi karena letaknya yang jauh atau karena pandangan yang keliru, terpengaruh jalan pikiran lama dan perasaan rendah diri, telah merasa silau dengan cemerlangnya kemajuan dunia Barat. Yang lebih mengherankan ialah pandangan sebagian mereka, seolah-olah itulah puncak kemajuan yang mungkin dapat dicapai oleh uniniat manusia. Pandangan yang keliru itulah yang telah menyebabkan mereka kehilangan keyakinan atas agama mereka dan dasar-dasar ajarannya. Dan timbullah di kalangan mereka kata-kata sanjungan yang membabi-buta terhadap segala apa yang datang dari dunia Barat, sekaligus mengkesampingkan cara hidup yang nampak tidak cocok dengan cara hidup orang Barat. Mereka mengira bahwa agama merekalah yang telah menyebabkan kemunduran, tidak mengikuti kemajuan zaman. Agama, menurut pandangan mereka yang menganggap dirinya intelek, adalah sekumpulan dogma yang tidak masuk akal dan takhayul. Sebaliknya, mereka memandang kemajuan Barat itu sebagai hasil kemajuan akal pikiran, tanpa mereka sendiri menggunakan otaknya untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Memang ada segelintir orang penduduk dunia Islam yang berhubungan dengan dunia Barat, boleh jadi karena letaknya yang jauh atau karena pandangan yang keliru, terpengaruh jalan pikiran lama dan perasaan rendah diri, telah merasa silau dengan cemerlangnya kemajuan dunia Barat. Yang lebih mengherankan ialah pandangan sebagian mereka, seolah-olah itulah puncak kemajuan yang mungkin dapat dicapai oleh uniniat manusia. Pandangan yang keliru itulah yang telah menyebabkan mereka kehilangan keyakinan atas agama mereka dan dasar-dasar ajarannya. Dan timbullah di kalangan mereka kata-kata sanjungan yang membabi-buta terhadap segala apa yang datang dari dunia Barat, sekaligus mengkesampingkan cara hidup yang nampak tidak cocok dengan cara hidup orang Barat. Mereka mengira bahwa agama merekalah yang telah menyebabkan kemunduran, tidak mengikuti kemajuan zaman. Agama, menurut pandangan mereka yang menganggap dirinya intelek, adalah sekumpulan dogma yang tidak masuk akal dan takhayul. Sebaliknya, mereka memandang kemajuan Barat itu sebagai hasil kemajuan akal pikiran, tanpa mereka sendiri menggunakan otaknya untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Kalau saja ada di antara mereka, orang yang mau berpikir tentang persoalan yang
sebenarnya, pastilah dia menyadari bahwa pendapat sedemikian itu, biarpun
umpamanya cocok dengan agama lain, namun tidak cocok dengan agama Islam yang
telah dibina di atas pikiran yang sehat dan murni. Kenyataan membuktikan bahwa
revolusi yang dicetuskan oleh Rasulullah s.a.w. dalam sejarah berpikir
keagamaan telah dimenangkannya bukan dengan cara-cara yang ajaib, akan tetapi
dengan keterangan-keterangan yang rasional meyakinkan. Al-Qur'an tidak
membiarkan otak manusia menjadi beku dan lumpuh, bahkan Al-Qur'an menunjukkan
jalan ke arah pandangan yang luas dalam cara berpikir. Kalau saja manusia mau,
membebaskan akal pikirannya dari belenggu hawa nafsu, niscayalah dengan
petunjuk Allah dia akan sampai kepada kenyataan alam yang telah dipersiapkan
untuk membuktikan kebenaran yang dicarinya. Sebab segala yang ada di alam raya
ini, pergantian siang dan malam, keajaiban langit dan bumi yang tersusun dan
teratur rapi mempersonakan, semua itu menunjukkan bahwa kejadian alam semesta
ini bukan hal yang kebetulan, tapi atas kehendak Allah Yang Maha Suci. Sedangkan
akal manusia yang dapat mencapai pengertian yang sebenarnya, hanyalah akal yang
murni dan suci, bukan akal yang diliputi nafsu kehewanan yang rendah. Sungguh
kebudayaan sekarang ini berbahaya bagi kemanusiaan; kebudayaan yang membiarkan
ummat manusia berpikir secara bebas mencari kebenaran, suatu bahaya yang
merusak dan menyesatkan, malah menyebabkan alam pikiran manusia tunduk kepada
nafsu-nafsu kehewanan.
Kemajuan dunia modern tidak mau ambil pusing terhadap segala sesuatu yang akan
membawa akibat buruk. Papan-papan reklame yang terpancang di sepanjang jalan,
penuh dengan tulisan-tulisan yang dilihat secara moral adalah rendah dan murah.
Film-film yang memperlihatkan permainan cinta gila-gilaan, hubungan bebas
antara pria dan wanita, taman-taman ria dengan dekorasi yang mempersonakan
penuh dengan adegan-adegan tari yang membangkitkan birahi, dimana penari-penari
wanita mempertontonkan tubuhnya yang telanjang, dengan cara menanggalkan
pakaian secara berangsur-angsur di muka para penonton. Pertunjukan-pertunjukan
semacam itu banyak, bertebaran di tempat-tempat hiburan dunia modern, yang
kesemuanya mengakibatkan berkecamuknya wabah hubungan bebas antara dua jenis
kelamin.
Dalam suasana yang penuh dengan nafsu kehewanan itu, boleh dikatakan tidak
mungkin dapat diharapkan ada pemikiran yang bebas dari pengaruh buruk, dan
tidak nanti mereka mampu menggunakan pikiran yang sesuai dengan panggilan hati
nurani yang dianugerahkan Tuhan. Akan tetapi di balik itu ternyata masih saja
ada segolongan manusia yang tetap mau mendengar panggilan akalnya yang sehat
dan hati nuraninya yang murni. Mereka memuja ketangkasan berpikir yang
memungkinkan mereka dapat menemukan kebenaran di tengah-tengah suasana
kehidupan modern yang nampak gemerlapan ini. Mereka hidup bukan dalam
lingkungan Islam, di mana Islam serta ajarannya merupakan hal yang sangat
asing. Akan tetapi mereka terhindar dari pengaruh kehidupan modern a la Barat
yang telah menyebabkan banyak orang-orang kita sendiri teperdaya. Sedangkan
mereka telah berhasil mendapatkan jalan keluar dari kegelisahan jiwa; mereka
telah dapat menemukan jalan yang lurus, yaitu Islam.
Semoga bermanfaat
Wassalam...
RidwanRach
Tidak ada komentar:
Posting Komentar