Pages

Subscribe:

RSS feed

Rabu, 14 Agustus 2013

KABAR GEMBIRA DALAM ALKITAB UMAT KRISTEN ADALAH “ISLAM YANG DIBAWA NABI MUHAMMAD SAW”



Memang para debaters Kristen tidak dapat memungkiri kenyataan bahwa Kerajaan Allah belum datang pada saat Yesus masih hidup di dunia ini. Namun mereka yakin Kerjaan itu akan diresmikan dan diperintah oleh Yesus kelak bila ia turun dari surga. Nah apa, dan sepeti apa kerajaan Allah itu, sebaiklah saya bentangkan setiap informasi untuk disimak sebaik-baiknya.

Kabar gembira yang disampaikan nabi Yahya as (Yohanes)- Matius 3:2:

“Bertobatlah, sebab kerajaan surga sudah dekat!”

Kabar gembira yang disampaikan nabi Isa as (Yesus)- Matius 4:17:

“Bertobatlah, sebab kerajaan surga sudah dekat!”

Dalam Inji Matius, Yesus baru berdo’a agar Kerajaan Allah itu datang dan dibentuk di dunia ini.

“Bapa, dikuduskanlah namaMu; datanglah KerajaanMu...” (Lukas 11:2)

Penantian akan datangnya Kerajaan Allah ini tidak hanya merupakan do’a Yesus, tetapi sudah menjadi penanti bagi umat Kristen yang menanti kedatangan Yesus maupun Mesias yang ditunggu-tunggu  umat Yahudi sampai ribuan tahun, tanpa ada gambaran sedikit pun apakah Kerajaan Allah tersebut sudah datang saat ini atau belum.

Apa yang dimaksud dengan Kerajaan Allah itu? Kamus  Webster mendefinisikan Kerajaan Allah (Kingdom of God) sebagai :                                                        

“Kerajaan Spiritual yang diperintahkan oleh Tuhan... Pemerintahan Tuhan dalam struktur dan fungsi, Pemerintahan yang murni yang diatur oleh Tuhan”

Dari defenisi di atas jelas nampak bahwa Kerajaan Allah (Kerajaan Surga), berarti kerajaan spritual yang diatur dengan perintah Allah yang meliputi seluruh umat manusia, atau kerajaan nyata dimana manusia diatur dengan hukum-hukum atau syariat Allah. Berita gembira tentang akan datangnya Islam yang sempurna yang dibawah oleh Nabi Muhammad Saw, merupakan pesan yang dia sebarkan ke seluruh Israil.

“Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil (Kabar Gembira) Kerajaan Allah.” (Matius 4:23)

“juga di kota-kota lain aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus “ (Lukas 4:43)

Di kerajaan tersebut, Allah akan menjadi Penguasa tunggalnya. Manusia hanya sekedar menjadi khalifah pengemban amanah Allah di muka bumi.

“Namun Engkau, ya Allah adalah Rajaku dari zaman purbakala yang melakukan penyelamatan di atas bumi” (Mazmur 74:12)

“bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja Kita, bermazmurlah! Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran! Allah memerintahkan sebagai Raja atas bangsa-bangsa..” (Mazmur 47:7-9).

Selanjutnya dalam Kerajaan tersebut Allah akan menjadi hakim atau memberikan hukum (syariat) untuk mengatur dan menghakimi manusia.

“sebab Tuhan (Allah) ialah Hakim kita, Tuhan (Allah) ialah yang memberikan hukum bagi kita; Tuhan (Allah) ialah Raja kita, dia akan menyelamatkan kita”. (Yesaya 33:22)

Kerajaan Allah dan hukum-hukumnya yang sempurna ini tidak akan ditangani nabi Yahudi. Tongkat Kerajaan akan diberikan kepada nabi dari bangsa lain yang berhak dimana bangsa-bangsa akan takluk dimasa pemerintahannya.

Tongkat Kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda (orang Yahudi) atau pun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak  atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.” (Kejadian : 49:10)

Pemerintah Kerajaan Allah yang akan diberikan oleh bangsa lain yang bukan Israil, juga ditegaskan oleh Yesus dalam Injil Matius.

“Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu (hai bani Israil), dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” (Matius 21:43)

Sejak ribuan tahun lalu nabi Yesaya telah meramalkan akan datangnya Kerajaan Allah yakni Islam yang sempurna sebagai Jalan yang lurus.

“Ada suara yang berseru-seru: ;Persipkanlah di PADANG GURUN jalan untuk Tuhan, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!” (Yesaya 40:3)

Bandingkan dengan firman Allah dalam Al-Qur’an berikut :

“Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)Nya, niscaya Allah akan memasukan mereka ke dalam rahmat yang besar dariNya (surga) dan limpahan karuniaNya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus untuk sampai kepadaNya.” (An Nisa 4:175)

Kerajaan Allah (Islam yang sempurna) sebagai jalan yang lurus ini belum ada di zaman nabi Yahya as (Yohanes) maupun di zaman nabi Isa as (Yesus). Keduanya mengakui dan mengatakan bahwa Kerajaan Allah “sudah dekat” tetapi belum tiba (Matius 3:2; dan 4:17). Oleh karena itu, pernyataan penulis Injil Matius yang mengatakan bahwa Yesaya 40:3 ditujukan kepada Yesus, BERTENTANGAN dengan pernyataan Yesus sendiri.

Bagaimana mungkin Yohanes mempersiapkan Jalan untuk Yesus sementara Yesus sendiri juga mempersiapkan jalan untuk seorang yang akan datang sesudah dia? Hal ini sangat TIDAK LOGIS. Kenyataan ini didukung pula oleh pernyataan keduanya yang tidak mengakui sebagai nabi yang akan datang (that prophet) yang dijelaskan oleh kitab ulangan 18:18-22. Padahal nabi itu sangat dinanti-nantikan kedatangannya, sehingga siapa saja yang mengakui dirinya sebagai nabi, akan ditanya oleh para imam dan tokoh Yahudi, apakah dia adalah nabi “itu” (that prophet) yang dinubuatkan dalam kitab ulangan 18:18-22?.

“Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dan Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya dan menanyakan siapa dia:’siapakah engkau?’ ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: ‘Aku bukan Mesias”. Lalu mereka bertanya kepadanya: ‘Kalau begitu siapakah engkau? Elia? Dan ia menjawab: ‘Bukan’. Engkaukah Nabi yang akan datang (Ulangan 18:18-22)? Dan ia menjawab ‘Bukan.” (Yohanes 1:19-21)

Bagaimana Yesus mengaku sebagai seorang Nabi dan pertanyaan yang sama ditanyakan kepadanya?

“Didalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepadanya: ‘Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?’ Yesus menjawab kepada mereka: ‘Pergilah dan katakan kepada Yohanes apa yang kamu dengan dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” (Matius 11:2-4)

Coba kita perhatikan pada ayat diatas, apakah Yesus menjawab hal tersebut? Tidak. Anehnya bukan jawaban Yesus yang dimasukan dari hasil pertanyaan murid-muridnya ya atau tidak malah yang dimuat sipenulis Injil adalah sebuah pernyataan dan tidak menjawab apa yang ditanyakan.

Apakah Yesus menjawab seperti yang termuat di Injil Matius ataukah menjawab ya atau tidak, kita tidak mengetahui dengan pasti. Namun kalau jawaban Yesus adalah tidak, dan itu ditulis oleh penulis Injil Matius, maka jawaban tersebut merupakan PUKULAN TELAK untuk umat Kristen, karena dengan demikian mereka harus mengakui bahwa masih ada Nabi lain yang akan datang sesudah Nabi Isa as (Yesus). Walaupun dalam hal ini tidak dicantumkan jawaban tersebut atau tidak menjelaskan akan datangnya Nabi sesudah Yesus, namun gambaran akan datangnya Nabi sesudah Yesus Jelas tergambar pada pernyataan Yesus di Injil Yohanes.

“Masih banyak hal-hal yang harus ku katakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila ia datang, yaitu Roh Kebenaran, ia akan memimpin kamu kedalam seluruh kebenaran;sebab ia tidak akan berkata-kata dari dirinya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarnya itulah yang dikatakannya dan ia akan memberitakanmu tentang hal-hal yang akan datang” (Yohanes 16:12-13)

Sampai dengan Nabi atau Rasul yang ke XXIV, tidak seorang pun yang mengaku bahwa dialah Nabi yang akan datang tersebut.

Bagaimana dengan Yohanes 16:12-13 di atas, siapakah yang dimaksud dari ayat tersebut? Apakah itu Yesus sendiri, Yohanes, Markus, Lukas ataukah Paulus sang Pendusta? Tidak ada satupun yang masuk pada kristeria Nubuat ini kecuali Nabi Muhammad saw. Dialah (Muhammad) yang tidak berkata-kata dari dirinya sendiri dan dialah yang memberitakan tentang hal-hal yang akan datang.

Bagaimana penantian ini setelah datangnya Nabi Muhammad saw? Ketika semua nabi-nabi  mengakui bahwa ajaran mereka masih belum sempurna, maka Allah swt. memproklamirkan datangnya Kerajaan Allah, yakni agama yang sempurna Dinul Islam.

“Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan nikmatKu, dan telah Ku ridhoi Islam itu jadi agama bagimu” (Al Maidah 5:3).



Wassalam...

Semoga bermanfaat

Sumber : Dr. H. Sanihu Munir, SKM, MPH dan beberapa sumber lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar